(Foto; saat saudara/i memanggil orang papua untuk beli miras)
(Studi Kasus; “Jual Miras Di Jalan Depan Pertamina Expo-Waena Jayapura Papua”)
NARASI; JLHATA RE-PUBLIC - Sabtu, 06 Okotober 2018. kami Orang Papua dibunuh dengan berbagai cara yang salah satunya adalah Minuman Keras, Pandangan; Penulis Narasi ini. hal ini terlihat di dapan pertamina Expo waena menjual miras oleh kawan-kawan kami (non papua), dengan perkumpulan yang banyak dan dipanggil-panggil “KK-KK/Pace-pace” untuk membeli minuman tersebut.
Saya dengan kawan saya dari sentani tiba di expo jam 10.00 malam menggunakan keri-keri (mobil angkutan umum). setelah kami tiba di expo-waena, karena lapar akhirnya kawan saya (usman Tabuni) putuskan untuk kita makan di warung. Lalu Kami cari warung makan di sekitar expo, setelah kita berputar beberapa menit kemudian kami dapat tempat makan di dekat pertamina expo menyeberang sebelah.
Kami tiba di tempat makan lalu kami pesan makanan kemudian kami duduk dan melihat di area warung tersebut ternyata banyak kawan kawan kami (non papua) yang sedang berkumpul dan menahan orang papua baik itu penguna motor dan mobil dengan paksa dan juga dipanggil “kk-kk/pace-pace” ada-ada…, (terdengar suara pemanggil).
Saya sendiri bingung dan bertanya; mengapa orang orang ini memanggil orang papua dengan seperti ini?. saya tidak ingat kalau ada pekerjaan malam orang non papua yang selalu dipanggil-panggil, di daerah abe setelah lewat hotel Grand Abe jayapura. (saya tidak pernah lihat namun saya pernah dengar kalau di jembatan Kali Acai itu sering kawan kawan non papua memanggil orang papua dengan paksa untuk beli minuman keras).
Saya bertanya kepada kawan; “kawan… mereka menahan motor dan mobil untuk apa?. kawan Usman Tabuni mengatakan; “mereka jual minuman keras terhadap orang papua, karena mereka tau orang papua itu suka miras jadi mereka panggil orang papua saja, expo ini baru buka seperti di abe jembatan kali acai itu…ujarnya”
”Kami menuju pulang setelah makan dalam perjalanan ada seseorang dari mereka panggil kami mengatakan; “KK-KK… ada ini hee, mau kah???” kami sengaja bilan; “mau tapi tidak untuk hari ini”. setelah itu kami langsung ke pangkalan ojek lalu pulang ke rumah.
Dalam perjalanan pulang saya merasakan kesedihan terhadap diri saya dan juga khusus kami Orang Asli Papua (OAP), bawasannya; Kami sering dan selalu mengaku;
1. OAP harus hidup di atas tanah sendiri istilah berdikari
2. OAP harus merdeka untuk bebas dari penjajaha
3. OAP harus memuji dan memuliakan nama Tuhan Allah dengan gaya dan cara Orang Papua sendiri
4. OAP tidak mau hidup ketergantungan
5. Dan banyak hal yang sering diutarakan oleh OAP sendiri
(Foto; suasa panggil-panggil orang)
Namun saya menanyakan diri saya sendiri bahwa; Apa maksud dan tujuan dari kelima point di atas?.
Karena pada realistisnya tidak mau berjuang untuk ke-lima hal di atas. Melainkan OAP sendiri meminta untuk dibunuh dan dipersilahkan nyawanya (secara tidak langsung). Hal ini dianggap aneh tapi nyata.
“APAKAH INI RENCANA TUHAN ATAU RENCANA MANUSIA, SAMPAI-SAMPAI OAP DIBUNUH DENGAN BERBAGAI CARA ?” (Pandangan Saya Tentang MIRAS)
Saya tidak dengar di dunia ini ada yang serahkan nyawa untuk di bunuh kecuali Yesus ditangkap dan dibunuh sekalipun alasan yang tidak benar namun karena sesuai rencana bapaknya maka yesus tetap berada di jalan benar. Dan serahkan nyawanya kapada para keamanan untuk dibunuh demi keselamatan umat manusia di dunia.
Kami Orang papua beli hal hal yang sudah disediakan di tempat tertentu, tapi barangnya untuk merugikan nyawa kami, itu saja dianggap jual diri tanpa sadar, apalagi barangnya mereka sediakan lalu memanggil kami dengan paksa (ini lewat batas dari kesadaran perasaan, akal, dan hati manusia), seakan kami ini binatang yang hanya memiliki nafsu tapi tidak memiliki hati dan akal sehat dan juga hikmat untuk membedakan mana hal baik dan buruk. Maka harus dilakukan atau dibunuh seperti hewan.
(foto; kawan-kawan sedang berkumpul dari jarang jauh)
“Manusia yang membedakan baik dan buruk dengan logika saja, bisa melakukan hal yang buruk, kacuali dengan hati berlandas spiritual. “Refremsi; Harry Ginanjar Agustian””.
“Manusia yang sesungguhnya adalah apa yang ia pikirkan dalam hatinya.”Refrensi; Daud”
Kami orang papua kebanyakan menggunakan perasaan dan akal sehat untuk membedakan sesuatu yang baik dan buruk, maka kadangkala kami merasa miras itu sebuah minuman yang merefreshing keadaan seseorang. Bahkan kami merasa bahwa miras merupakan hal yang enak dan membuat kami merasa senang dengan apa saja yang kami mau bisa lakukan dan bicara semau-maunya. (miras menjadi minuman favorit bagi orang papua).
“ORANG ASLI PAPUA SEMUA SUKA MINUM YA… SETELAH MINUM SUKA JUGA TIDUR-TIDUR DI GOT DAN DI JALAN”. Ujarnya; Salah Satu Warga Makassar Yang Pernah Cari Makan Hidup Di Tanah Papua.
Pandangan saudara-saudari kami di indonesia menilai miras merupakan minuman favorit orang papua dan setelah miras senang juga tidur bangun di Got dan di Jalan. Hal ini cerita salah satu warga makassar di makassar, waktu saya berada di makassar. Karena bapak ini (orang makassar) pernah hidup dan cari makan di papua wilayahnya di jayapura.. Padahal sudah jelas kalau miras ini di inpor dari mereka (wilayah indonesia) sendiri.
Tapi Itulah pandangan dan penilaian dari pada saudara-saukami di luar papua dan di papua, hal tersebut kami tidak bisa menyalahkan, membenci, memarahi, mengecewakan dan memusuhi Mereka melain kami harus membenci, memarahi, mengecewakan dan memusuhi diri kita dan pola fikir kita sendiri karena Miras adalah Musuh yang paling jahat yang berada dalam selimut. Jhon Lhau’renz Tabunny
Membedakan hal baik dan buruk dengan akal sehat dan perasaan itu belum pasti benar dan baik yang harus lakukan. Masih ada jalan lain yang harus lakukan untuk memastikan kebenaran dan kebaikan.
(foto; saat kawan kawan jaga orang papua lewat di expo)
Kami tidak bisa berharap Pemda dari RT-RW hingga Provinsi memberantas hal seperti ini berdasarkan kewengan dan kontitusi yang ada karena hal seperti ini dijual serba tempat berarti ada yang dipersetujuhkan untuk menjual dan itu salah satunya Pemda atau Keamanan NKRI, oleh sebab itu, tidak ada jalan lain selain kami pemuda bergerak bangun kekuatan “Selamatkan Manusia dan Alam Papua”. hal ini kita harus mendukung dan bergerak bersama misi MRP Papua dan juga wadah pemuda yaitu AMPTPI dan seluruh organ-organ yang bermisi tentang Selamatkan Manusia dan Alam Papua“, Se-Papua dan Se-Indonesia, guna papua yang lebih baik hidup di bumi cendrawasih.
Kami sebagai agen penerus harus sadar untuk membangun kesadaran kepada sesama manusia di bumi cendrawasih karena “siapa lagi kalau bukan kami dan kapan lagi kalau bukan sekarang”, kasadaran yang dimiliki pemuda bukan hanya datang dari orang lain namun kamipun wajib berjuang, belajar dan berdiskusi bersama guna melahirkan solusi-solusi yang baru demi reforming papua yang lebih berintegritas. (Jlt)
0 Komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !