“Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.” 2 Timotius 2:22
Jika diperhatikan secara kasat mata pada permukaannya, akan membawa kita pada suatu gambaran bahwa adanya kesatuan antara pemuda, kehidupan kekristenan dan bagaimana cara seorang muda menyikapi kehidupan masa kini dengan bijak dan mandiri.
Internalisasi (penyatuan) antara unsur2 ini menunjukan keseluruhan perilaku pemuda/I kristiani saat menjalani aktivitas kesehari-hariannya dalam era kontenporer (masa kini). Dan tentu, hal ini menjadi titik sorotan atau perhatian secara serius. Keseriusan ini mengacu pada sebuah pertanyaan reflektif dan mengandung makna ambiguitas bahwa dalam menjalani kehidupan kita saat ini disadari atau tidakkah bahwa kita adalah diri kita sendiri ataukah pencerminan dari orang lain? Dan ataukah kita hidup sendiri atau juga bersama dengan orang lain?
Menggali lebih jauh mengenai pertanyaan yang mengandung makna peroblematis ini tentunya akan mendatangkan polemik (perdebatan), karena seakan-akan menggugat pemuda/I Kristen untuk merenung tentang kehidupan kesehari-hariannya. Namun gugatan ini akan semakin nyata apabila diletakan3 pada realitas/kenyataan objektif dalam mencermati pola pergaulan pemuda/I masa kini.
Seberapa bijak dan mandiri kah kita sebagai pemuda Kristen dalam menanggapi kenyataan-kenyataan hidup tersebut?
Dalam konteks ini, menjadi diri sendiri adalah suatu kesungguhan untuk berefleksi diri. Agar melaluinya dapat menjawab keberadaan sejatinya kita. Pertanyaan mengenai disadari atau tidakkah bahwa kita adalah diri kita sendiri ataukah pencerminan dari orang lain? Dan ataukah kita hidup sendiri atau juga bersama dengan orang lain?
0 Komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !