RESPON TERKAIT OPINI DIBANGUN OLEH KETUA AMP KETIKA KONSOLIDASI AMP DI MAKASSAR YANG TELAH DIPUBLIKASIKAN MELALUI MEDIA ONLINE SUARA PAPUA.COM

(Foto bersama sahabat juang di pinggiran gowa makassar)

RESPON TERKAIT OPINI DIBANGUN OLEH KETUA AMP KETIKA KONSOLIDASI AMP DI MAKASSAR YANG TELAH DIPUBLIKASI MELALUI MEDIA ONLINE SUARA PAPUA.COM

(Penulis; Jhon Lhua’renz Tabunny)

Tulisan saya ini tidak bermaksud untuk MENOLAK Opini singkat yang dirilis oleh Jhon Gobay (Ketua AMP) yang dipublikasikan media online www.suarapapua.com. Ketika konsolidasi untuk membentuk sektor AMP di kota makassar sulawesi selatan. Dimana dalam kutipannya memuat tentang Matinya Gerakan Revolusioner dan Tidak Taunya Sejarah Papua Barat oleh Mahasisswa Papua di Kota Studi Makassar setelah vakumnya aktivitas KNPB cabang makassar. Tulisan saya juga tidak bermaksud untuk berdebat tentang artikel Pak Ketua AMP dan kondisi serta Gerakan Mahasiswa Papua di kota studi makassar dengan persoalan papua barat.

Melainkan untuk menyingkapi opini yang dibangun oleh Saudara Jhon Gobay tentang Gerakan Mahasiswa Papua Di Makassar. Dengan Tujuan “PENULIS OPINI TERSEBUT HARUS DIKLARIFIKASI DIKARENAKAN TIDAK SESUAI DENGAN KONDISI DAN REALITA GERAKAN MAHASISWA PAPUA DI KOTA STUDI MAKASSAR YANG MERUJUK PADA GERAKAN REVOLUSIONER UNTUK PAPUA BARAT”.

saya tidak tau tujuan dan makksud detail dari Ketua KP-AMP yang mengutip kalimat “Matinya Gerakan Revolusioner dan kawan-kawannya” di makassar namun esensinya merujuk pada gerakan mahasiswa untuk selamatkan Manusia dan Alam papua yang benar-benar merdeka melalui agenda papua yaitu penentuan nasib sendiri. Gerakan Revolusiner juga jelas menentang para Kolonialis, Imperialis, dan Kapitalis yang ada di tanah papua (dari sorong-samarai) yang sejak duduknya hingga kini tak bermoral terhadap kemanusiaan orang papua.

Dan Gerakan Revolusioner juga suatu gerakan sosial untuk melawan sistem yang tidak perikemanusiaan di bumi ini. Dan atas dasar penyebarluasan perasaan ketidakpuasan atau kekecewaan terhadap penguasa atau pemerintah dan lain sebagainya.

Jikalau Gerakan Revolusionernya seperti itu bagaimana dengan Gerakan Revolusioner yang dilakukan kawan kawan mahasiswa papua di makassar selama ini ?

Mahasiswa Papua di makassar memiliki gaya juang tersendiri dari metode dan alur pemikiran. Gaya juang yang dimaksud adalah gerakan mahasiswa yang kami bangun dan berjuang untuk papua yang berdikari. Dimana Gerakan mahasiswa berjalan aktif tanpa kompromi, dan tanpa kolaborasi dan tanpa sinergi dengan elemen-elemen atau gerakan-gerakan luar yang dibangun selain mahasiswa papua di makassar. Hal ini memiliki konsep dan alasan tersendiri untuk tidak kompromi, kolaborasi dan bersinergitas. Walaupun kompromi dan kolaborasi serta sinergi merupakaan salah satu tujuan dan kekuatan yang baik dalam perwujuddan perikemanusiaan dan perikeadilan di bumi ini. Jika kenyataannya seperti itu;

Apakah yang dikatakan Gerakan Revolusioner Hanya dengan satu cara/metode/agenda konsep/alur/jalur seperti yang dijalankan kawan kawan AMP ?.

Saya katakan TIDAK

TIDAK karena jelas bahwa Gerakan Revolusioner Bukan Hanya dengan satu metode atau seperti di pertanyaan diatas melainkan banyak untuk merestorasi atau mengembalikan hak-hak kepada pemiliknya. Gerakan Revolusi yang merupakan perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan tepat serta menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat itu dilakukan dengan berbagai cara dan gaya untuk menghadirkan kedamaian dan kemederkaan yang penuh. Melalui gerakan-gerakan sosial yang berbeda gaya dan cara untuk melawan sistem yang tidak adil. Maka dengan itu mahasiswa papua di kota studi makassar memiliki gaya dan cara pandang dan juang tersendiri untuk selamatkan Manusia dan Alam Papua. Jadi ketika membaca tulisan Ketua AMP, di media www.suarapapua.com, sangat tidak realistis kemudian muncul pertanyaan di benak saya bahwa;

Sejauh mana dan sebarapa lama observasi serta dengan pendekatan apa yang saudara lakukan ?. Untuk memastikan bahwa Gerakan Revolusioner mahasiswa papua di makassar telah Mati dan hampir semua atau 90% mahasiswa papua di makassar tidak tau sejarah Papua Barat dan Tidak tau alasan orang papua berjuang untuk merdeka dan sebagainya. (dan sebagainya berarti ada beberapa hal lain juga terkait didalam). dan katanya hanya 6% mahasiswa yang tau tetapi sepanjang kami diskusi dan aksi tidak mau datang. Hanya 1% saja yang bergabung .

Terus… yang selama ini kami berjuang dan bangun solidaritas untuk wujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab di tanah papua barat dengan gaya dan cara melalui forum kami sendiri itu apa ?

KK Tidak bisa Beropini dan memastikan sesuatu hanya ketika melihat atau observasi dari tidak hadirnya dan bergabung serta tidak berpendapat persoalan papua baik sejarah dan aktif gerakan revolusionernya didalam forum yang kawan kawan adakan dimanapun atau kapanpun secara internal dan eksternal sebelum selusuri jejak dan gerakan papua di makassar selama ini dan perdalam konsepsi mahasiswa papua di makassar.

Jadi baiknya pak ketua AMP yang terhormat perlu tau Hal ini Mengapa dan Ada Apa ?, kawan kawan tidak mau bergabung dari sekian banyak mahasiswa papua di makassar dalam konsolidasi sektor AMP makassar?. Tapi kalau kawan kawan mahasiswa papua di makassar bergerak dengan Gerakan Mahasiswa Papua di Makassar seperti Forum FSMPRP dan AMPTPI banyak yang berdikasi persoalan papua. Jadi hal ini perlu di pahami secara mendalam Agar tujuan kawan kawan bisa berjalan dengan baik dan lancar demi tanah papua.

Menurut saya berbicara primodialisme dan sikap patron mahasiswa papua di makassar yang anda kutip dalam opini tersebut dan anda lihat merupakan kesalahpahaman dalam pemikiran. Karena yang ada itu Etika dan Moral yang harus dibangun dan dimiliki oleh setiap manusia agar sadar untuk berjuang bersama-sama dan membangun solidaritas yang erat dalam mencapai tujuan yang di visi misikan. Bukan seperti sikap penguasa yang anda maksud, senior selalu benar dan semua kebebasan dibawa komando kaka senior. Saya rasa pemahamannya justru terbalik, ketika manusia itu tidak ada Etika dan moral maka akan terjangkit dengan banyak penyakit dalam diri manusia akhirnya tidak bisa melakukan apapun aktivias dalam keadaan sadar. Jati diri akan ditentukan dan akan ada ketika adanya Etika dan Moral dalam suatu kelompok bukan sebaiknya.

Pak Ketum AMP menilai mahasiswa papua di makassar tidak ada Gerakan Mahasiswanya karena tingginya primodialisme dan sikap patron. Hal ini merupakan penilaian yang tidak logis dan tidak mendasar pada kenyataan. Kami justru memandang bahwa ketika tidak ada konsep Etika dan Moral maka akan hancur Jati Diri dan gerakannyapun teramburan seperti hewan tanpa induk. Dan juga anda menilai tentang anti teori, anti solidaritas dan tidak paham gerakan diskusi dan aksi mahasiswa, pemuda dan rakyat di makassar merupakan hal yang keluar dari kenyataan Gerakan Mahasiswa Papua yang ada di makassar hari ini. Karena itu saya katakan bahwa perjuangan mahasiswa papua di makassar yang berjalan aktif hingga kini tanpa kompromi dan bersinergi dengan elemen-elemen dan gerakan luar selain elemen formal yang bisa kami kolaborasi seperti LBH dan LSM makassar.

HARAPAN DAN PESAN

Saya berharap demi kesatuan dan persatuan dalam Solidaritas Mahasiswa Papua Se-Indonesia, rilislah dan membangunlah opini yang benar dan baik agar tujuan kami divisi misikan untuk Selamatkan Manusia dan Alam Papua bisa berjalan bersama dengan tangan Solidaritas yang Erat untuk wujudkan Perikemanusiaan dan Perikeadilan yang beradab serta perjelasan kehidupan perdikarian bagi Orang papua di masa depan yang benar.

#SalamREFORMING #LawanMALAS

Pondor Garda Jayapura Papua, 17 November 2018