(Foto simbolis beriman pada yesus)
IMAN YANG BENAR
(www.ChristianNews.com)
Ibarat pohon maka iman adalah akar Bila akar kuat maka pohon akan kokoh berdiri menunjang batang dan cabang-cabang yang ada di atasnya, sebaliknya bila akar lemah, maka pohon rentan dan mudah tumbang terkena terpaan angin kencang. Karena iman, tokoh-tokoh dalam Alkitab melakukan kebenaran dan kehendak Allah, bahkan hal-hal yang tidak masuk akal dan supranatural. (Ibrani 11):
1) Karena iman Henokh terangkat ke Sorga
2) Karena iman Nuh membuat bahtera untuk menyelamatkan keluarganya
3) Karena iman Abraham pergi dari tanah kelahirannya
4) karena iman Abraham dan Sara memperanakkan Ishak dimasa tuanya
5) Karena iman Ishak memberkati Yakub dan Esau
6) Karena iman Yusuf menubuatkan keluarnya Israel memberi pesan tentang tulang-belulangnya.
7) Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,
8) Karena iman maka Musa telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan
9) Karena iman maka Musa mengadakan Paskah dan pemercikan darah, supaya pembinasa anak-anak sulung jangan menyentuh mereka. Karena iman maka mereka telah melintasi Laut Merah sama seperti melintasi tanah kering, sedangkan orang-orang Mesir tenggelam, ketika mereka mencobanya juga.
10) Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya.
11) Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik.
12) Karena iman tokoh-tokoh Alkitab melakukan kebenaran dan kehendak Allah.
Apakah iman itu, sehingga orang-orang dalam Alkitab mampu melakukan kebenaran dan kehendak Allah?
Definisi iman dan bagaimana mendapatkan iman
Menurut Alkitab iman adalah “dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibrani 11:1). Jadi Iman merupakan karunia Allah, dalam (Roma 12:3). Iman timbul karena menanggapi/menerima kebenaran setelah mendengarkan Firman Tuhan. Dalam (Roma 10:16-21). Jadi telah jelas bahwa tanpa karunia Allah manusia tidak akan ada iman dalam hati manusia.
Walaupun Allah memang berbicara / berfirman kepada manusia, Mengapa tidak semua manusia yang mendengar menjadi beriman (timbul iman dalam hatinya) ? Respon; (II Tesalonika 3:2). Roma 17:21 berkata, Manusia Harus “Menanggap” / Merespon Firman Allah. Saya tidak berkata pada saat orang tersebut mendengar akan langsung timbul iman, tidak selalu demikian. Setelah orang tersebut mendengar firman maka firman Tuhan akan terus berbicara kepada orang tersebut melalui hati nuraninya, bila orang itu menanggap maka timbullah iman oleh karunia Tuhan.
Dalam Matius 13:3-8, 18-23, Yesus mengajarkan prinsip karunia iman Allah kepada manusia.
Iman yang diberikan Allah kepada manusia akan diuji, bila lulus ujian maka iman akan semakin kuat, sebaliknya bila tidak tahan uji maka iman akan kandas (murtad). Dari ayat diatas ada beberapa respon (tanggapan) manusia setelah mendengar firman, adalah sbb:
1) Menolak karena hatinya yang jahat (jatuh dipinggir jalan, dimakan burung)
2) Tidak berakar karena tidak melakukan (tanah berbatu-batu)
3) Tidak tahan uji (semak duri)
4) Mengerti, melakukan dan tahan uji.
Orang yang hatinya jahat (tidak mau bertobat) akan menolak kebenaran sehingga tidak timbul iman dalam hatinya. Orang yang menerima kebenaran tetapi tidak melakukan kebenaran dan tidak tahan uji, timbul iman dalam hatinya namun tidak bertahan lama dan akhirnya murtad. Orang yang menerima kebenaran, kemudian melakukannya dan tahan uji, imannya akan menjadi semakin besar dan kuat.
IMAN YANG BENAR
Iman yang benar adalah iman yang timbul karena hubungan dua arah: mengenal dan dikenal Allah. (Matius 7:23, Galatia 4:9) Iman yang benar adalah iman dalam Yesus Kristus. (Galatia 2:20, Galatia 3:22). Apa artinya? Iman yang benar percaya kepada Yesus Kristus. Bila ada orang yang mengaku memiliki iman dan melakukan kehendak Allah, tetapi tidak mengakui Yesus Kristus sebagai juru selamat dan Tuhan, maka orang itu bukan termasuk orang beriman.
Iman yang benar adalah iman yang berlandaskan pada FAKTA bukan Keyakinan (Perasaan) dan Pengetahuan, sebuah buku mengatakan sebuah formula sebagai berikut:
FAKTA =IMAN =PERASAAN / KEYAKINAN
Dengan kata lain Iman adalah Menerima “Penyingkapan” Kenyataan Atau Fakta Oleh Allah Kepada Manusia. Kita orang beriman harus menerima FAKTA bahwa DARAH YESUS Kristus telah MENGHAPUS DOSA-DOSA MANUSIA. Dengan menerima fakta ini, IMAN akan DIKARUNIAKAN OLEH ALLAH DI DALAM HATI. KEYAKINAN (perasaan) dan PENGETAHUAN sama sekali TIDAK BISA menjadi DASAR dari EKSIS ATAU TIDAK EKSIS-NYA IMAN DALAM HATI. Tetapi memang orang yang kuat imannya akan bertidak dengan yakin (tidak ragu-ragu).
Iman yang benar akan tampak dalam perbuatan sehari-hari. Kita tidak dapat dikatakan beriman bila tidak berbuat kebenaran atau malah tekun berbuat jahat. (Yakobus 2:14). Iman yang benar bukan berarti apa saja yang kita inginkan / yakini akan terjadi. Tetapi iman yang benar menerima apa yang menjadi kehendak Allah. Waktu Yesus akan disalibkan, Yesus percaya bahwa Bapa-Nya akan sanggup untuk melepaskan Dia supaya tidak disalibkan, tetapi Yesus beriman bahwa Bapa-Nya tetap akan membiarkan Dia untuk disalibkan untuk menebus manusia dari dosa-dosanya !!
IMAN BISA TUMBUH ATAU KANDAS
Orang yang baru bertobat umum-nya memiliki iman yang lemah atau kecil. Namun yang sangat disayangkan adalah bila banyak orang Kristen yang walaupun telah puluhan tahun menjadi orang Kristen tetapi memiliki iman yang lemah. Orang yang imannya lemah rentan untuk diombang-ambingkan oleh ajaran-ajaran sesat. Roma 14:1 Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya. 14:2 Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja.
Alkitab mengajarkan bahwa iman bisa bertumbuh, tetapi juga bisa kandas, tergantung apa yang diperbuat oleh orang tersebut selama hidupnya. Iman tumbuh karena mendengar dan melakukan kehendak Allah, sedangkan iman bisa kandas karena tidak melakukan kehendak Allah dengan MENOLAK hati nuraninya yang murni.
Roma 12:3 tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. II Korintus 10:15b Tetapi kami berharap, bahwa apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara kamu, jika dibandingkan dengan daerah kerja yang dipatok untuk kami. I Korintus 13:2b. dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung.Ibrani 10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. 1 Timotius 1:19 Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah imanmereka.
BAGAIMANA IMAN TUMBUH?
Bagaimana supaya iman kita menjadi besar dan kuat? Abraham disebut sebagai Bapa orang beriman, mari kita belajar dari Abraham. Seumur hidupnya Abraham belajar untuk percaya kepada Allah. Kita tidak perlu berkecil hati bila saat ini kita belum memiliki iman yang besar atau kuat, karena iman Abraham pun ternyata tidak langsung menjadi besar dan kuat, karena Alkitab mencatat beberapa kali Abraham “gagal” dalam “perjalanan iman-nya”. Beberapa “kegagalan” Abraham antara lain:
- Mengambil Hagar menjadi isterinya untuk melahirkan keturunan baginya, karena Sara mandul. (Kejadian 16:1
- Abraham tertawa atas janji Allah bahwa Sara akan melahirkan, dan berharap Ismael diperkenankan hidup dihadapan Allah (Kejadian 17:17-18)
- Karena takut dibunuh, Abraham menyebut Sara sebagai saudaranya. (Kejadian 20:1-11).
Dalam Kejadian 15 Allah telah menjanjikan keturunan kepada Abraham, dan disebutkan bahwa Abraham percaya dan Allah memperhitungkannya sebagai kebenaran (Kej 15:6). Abraham memang beriman, tetapi mengapa Abraham bisa “gagal” dalam Kejadian 16? Apakah Abraham kehilangan imannya? Kemudian pada Kejadian 17 Allah kembali menjanjikan keturunan melalui Sara, tetap kenapa Abraham malah tertawa?
Kenapa Abraham bisa “gagal” karena imannya masih kecil. Apa artinya? Abraham belum MELIHAT dengan jelas FAKTA bahwa Allah akan memberikan keturunannya melalui Sara. Abraham tetap percaya (beriman) bahwa Allah berkuasa, Abraham tetap percaya (beriman) Allah mampu melakukannya, tetapi Abraham tidak “MELIHAT” bahwa Allah akan melakukannya, karena Abraham masih mengharapkan jalan lain yaitu Ismael sebagai keturunannya yang diperkenan Tuhan.
Akan tetapi, tindakan awal Abraham untuk melakukan kehendak Allah walaupun ragu dan mau belajar dari kegagalan yang berkali-kali menyebabkan Allah menyingkapkan FAKTA ini secara bertahap. Allah mengaruniakan pertumbuhan iman kepada-nya. Sehingga akhir-nya Alkitab mencatat iman Abraham tidak menjadi lemah, tetapi semakin kuat, walau diluaran kelihatannya Abraham telah “gagal”:
Roma 4:19 Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. 4:20 Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah.
PENGALAMAN PRIBADIKU
Pengalaman pribadiku membuktikan bahwa, pertumbuhan iman secara bertahap. Walaupun banyak “kegagalan” sesungguhnya iman sedang diuji supaya bertumbuh. Awalnya banyak keraguan, kejadian-kejadian dan kegagalan-kegagalan saya menimbulkan keraguan, benarkah Tuhan menyertaiku? Mengapa Tuhan membiarkan semua ini? Namun sesungguhnya itu adalah ujian. Allah membuktikan bahwa Dia setia, Allah membuktikan bahwa Dia memelihara hidupku, dalam hati iman semakin kuat, bersamaan dengan itu semakin berkurang keraguan, walau kadang tetap ada…
Bila keraguan itu datang saya selalu berkata:“Keselamatan bukan karena perasaaan/keyakinan manusia tetapi karena iman berdasarkan FAKTA bahwa Yesus telah menebus saya, Allah sanggup memelihara saya hingga akhirnya”. Perlahan tapi pasti keraguan itu sirna, sama seperti kegelapan hilang oleh adanya terang.
Pengalaman hidup mempunyai nilai tersendiri, “bila Allah telah memelihara sejauh ini, masakan Tuhan tidak melanjutkan pekerjaannya?”. Dalam hati timbul keyakinan karena iman. (Ibrani 10:22, Filipi 1:6) Alkitab berkata orang benar jatuh hingga tujuh kali, tetapi dia bertobat dan imannya semakin teguh. (Amsal 24:16)
KESIMPULAN
Iman yang benar adalah dasar dan bukti yang memampukan kita untuk melakukan kehendak Allah di dalam Yesus Kristus, yang merupakan karunia Allah yang timbul karena hubungan dua arah dengan Allah (mengenal dan dikenal Allah). Iman bertumbuh semakin besar (kuat) seiring dengan kita mendengarkan Firman Tuhan dan melakukan kehendak-Nya sehinga kita akan “MELIHAT” dengan semakin jelas dan menjaga jangan sampai kita menolak hati nurani kita yang murni yang telah dimeteraikan dengan Roh Kudus.
CATATAN:
Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan saya “Mencari Allah”. Saya memberanikan diri menyusun tulisan dengan topik ini karena menurut saya belum ada tulisan tentang iman yang menjawab pertanyaan-pertanyaan penting tentang iman di Sabda ini. Sebenarnya saya berharap ada orang lain yang lebih layak dari saya untuk menyusun tulisan tentang iman di sini.
Tulisan ini saya susun berdasarkan renungan dan pemahaman saya tentang iman dalam Alkitab, buku-buku rohani dan beberapa ide dari diskusi & pendapat beberapa saudara di Sabda ini. Semoga menjadi berkat untuk pertumbuhan iman kita semua sesuai dengan kehendak-Nya. Namun demikian, mungkin sekali ada kekurangan dan kesalahan, kritik dan saran sangat diharapkan untuk memperbaiki bila ada kesalahan. Terima kasih sebelumnya.
Edisi Aspuja Makassar, 31 Juli 2018|Pukul, 12.30 Wim|Sumber: Alkitan & www.ChristianNews.com|Penulis: Jlhata|
©2015-2018-Reforming
0 Komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !